Powered By Blogger
Google PageRank Checker

Di Dadapan Belajar Untuk Menerima Dan Diterima (samb.3) 0

Ickhel si Koin berputar | Jumat, Juni 03, 2011 | ,

Hari ke 3,
Ketika sudah pagi ,aku masih ngantuk ,rasanya pengen tidur lagi cuma karena udah jam 5 lebih ,Pa Sukid buka pintu kamer dan membangunkan kami berdua.Lalu kami mandi,setelah mandi bantu cuci piring dan nyapu halamann yang banyak daunnya,lalu kami disuruh makan dulu,setelah itu kami berangkat kerja bareng pa Sukid ,meneruskan pekerjaan kandang sapi yang belum selesai,Ketika sampai kami menaikan bilah bamboo ke atas kandang yang sedang di buat ,kami bertemu pa Gaol yang sedang sibuk mencari hilangnya pa Gun di pagi hari(hehehehe),disitu kami juga liat ada 2 orang anak laki laki yang masih kecil mereka memegang bamboo yang dibentuk menyerupai senjata sambil nerteriak dor,dor,dor…sungguh riang suasana saat itu,sampai kami tahu ternyata mereka adalah Nur dan Selamet,mereka sangat aktiv dan berani,sampai saat  aku dan Yere jalan jalan mereka mengikuti kami ikut jalan jalan,sampai akhirnya mereka dipanggil oleh  bapak bapak agar tidak ikutin kami terus,setelah beberapa lama datang teman perempuan kami dan ibu houseparent kami membawa gelas dan teh untuk minum para bapa,ketika itu ada pa Gun dan Pa Gaol ,pa Gun memanggil ibu houseparent ku untuk foto bareng teman perempuanku,tapi ibunya  memberitahu pa Gun bahwa dia bukan houseparentnya teman  perempuanku ,dia menunjuk aku dan Yere sambil berkata “Itu lo anaku pak”,ketika mendengar itu sunggguh aku merasa haru dan senang karena merasa sudah dianggap anaknya.
Setelah itu aku dan Yere kembali ke rumah untuk bersiap siap ke Gereja ,sesuai rencana yang telah dibuat sekolah ,di situ ada  teman teman Dita dan Vina yang lain,ada Wahyu juga.Lalu setelah itu tepat waktunya untuk pulang ,kami diberi sayuran,yaitu cabe,kacang panjang dan waluh yang kami petik tadi pagi bareng ibu.Sebelum pergi kami juga meminta maaf kepada ibu atas kesalahan,kenakalan,dan kemanjaan kami,kami hanya berkata “inilah kami apa adanya sebagaimana ibu menilai kami”,tak sengaja sambil jalan keluar aku melihat ibu menghapus air matanya,lalu kami keluar dan bersalaman dengan Dita ,Vina,Wahyu,Kuat,dll.Disana kami meninggalkan jas hujan kami sebagai kenang kenangan ,bukan karena itu juga ,tapi karena kami sudah banyak bawaannya,lalu kami berkumpul di Gereja dan bersiap untuk acara selanjutnya.


Sungguh luar biasa live in kali ini bagiku sendiri,karena di dusun Dadapan ini ,aku mendapatkan keluarga baru,aku menemukan suasana desa yang benar benar berbeda kondisinya,aku menemukan budaya   gotong royong yang luar biasa masih dilaksanakan sampai saat ini,yang para penduduknya rela meninggalkan setengah waktu kerjanya demi gotong royong ini.Aku juga menemukan keluarga yang harmonis,menemukan keluarga yang terbentuk oleh cinta yang tak memandang rupa,harta,dan kekurangan pribadi.Disini aku diuji untuk menjadi benar benar mandiri,diuji untuk bisa bersosialisasi dengan penduduk asing,dan juga  yang terpenting aku diajari untuk merendah,bersyukur selalu, menerima apa adanya,dan bagaimana cara kita untuk bisa diterima.

0 Responses So Far:

 
Free in your time Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS